Recent in Fashion

Lahirnya VIJ - 1928 (Bagian 1)


Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta atau yang dikenal dengan nama Persija, lahir dari semangat kemerdekaan. Tak heran, perkumpulan sepakbola yang dulu bernama  Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) ini sejak lahir pada November 1928 banyak diisi oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional.

Berawal dari kebakaran Gang Bunder, Passer Baroe, Batavia-Centrum tahun 1928, suatu perkumpulan sepakbola pribumi di kota Batavia bersiap untuk lahir. Musibah yang menimpa warga Gang Bunder tersebut mendorong pemuda-pemuda pribumi untuk melakukan aksi sosial.

Sepakbola adalah permainan yang populer kala itu. Tentu saja, sepakbola menjadi cara ampuh untuk mengumpulkan dana agar bisa meringankan beban korban kebakaran. Maka, atas inisiatif beberapa para pemuda, mereka akan menggelar pertandingan amal untuk para korban.

Sayangnya, saat ingin memakai Lapangan  Deca Park milik klub Hercules, mereka tak mendapat izin dari organisasi sepakbola londo di Batavia, yakni Voetbalbond Batavia Omstaken  (VBO).

Diskriminasi semacam itu bukanlah barang baru pada masa kolonial. Bukan hanya di sepakbola saja, tapi dari segala sendi-sendi kehidupan kaum pribumi tak lepas dari sikap diskriminasi ini. Dalam hal sepakbola masa itu, pribumi tak diizinkan ikut dalam kompetisi VBO yang dipenuhi oleh klub-klub afiliasi Belanda.

Namun siapa sangka niat untuk membantu korban kebakaran Gang Bunder itu kemudian berujung dengan pendirianVoetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). VIJ lahir dari semangat pergerakan dan juga keinginan kuat para pribumi untuk merdeka. 

Koran Pemandangan di tahun 1938 pernah membahas berdirinya VIJ, dalam sebuah tulisan berjudul “Riwajat VIJ” di edisi khusus “Sepoeloeh Tahoen VIJ” tahun 1938.

Dalam tulisan tersebut dipaparkan bahwa VIJ lahir dari ide Soeri dan A. Alie. Keduanya mempunyai keinginan membuat bond yang khusus menampung para pesepak bola dan klub lokal di Batavia. Dalam rapat-rapat pendirian bond itu, A. Alie dan Soeri tak sendirian merumuskan ide tersebut. Alie juga mengundang Batamsche Studeendeu dan Persatoean Medan Sport (PMS) yang diwakili oleh A. Hamid dan A. Gaul.

Tujuan dasar dari pembentukan bond tersebut adalah sebagai wadah persatuan klub-klub lokal yang sudah banyak tersebar di Batavia sekaligus menjadi salah satu alat perjuangan menuju kemerdekaan melalui jalur sepak bola yang kian populer di seluruh penjuru Nusantara. (Bersambung)


Source: (backup) laman persija.co.id 2016

Subscribe Our Newsletter

avatar
"Dengan berbicara di belakang, berarti kau cukup menghargai keberadaanku untuk tidak bertingkah di depan mukaku."

Related Posts

0 Komentar

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Parallax

Iklan Tengah Artikel

Iklan Bawah Artikel