Pendiri PSSI
Taring VIJ semakin terlihat setelah perwakilan mereka terlibat dalam rapat-rapat pembentukan awal PSSI di gedung Binnehoft, kawasan Kramat, Jakarta. VIJ menjadi salah satu bond yang memiliki inisiatif pembentukan sebuah organisasi pemersatu sepak bola Indonesia dengan payung PSSI.
Dalam sebuah kongres pada 19 April 1930 yang dihadiri delapan perwakilan tim: VIJ, BIVB (Bandung), SIVB (Surabaya), MVB (Madiun), VVB (Surakarta), MIVB (Magelang), dan PSM (Yogyakarta), secara resmi berdirilah PSSI dengan Ir. Soeratin sebagai pemimpin.
Prestasi VIJ di awal era 1930-an bisa dibilang sangat mentereng. Andai kompetisi kecil pada tahun 1930 beberapa hari sebelum PSSI berdiri disahkan menjadi kompetisi resmi, maka nama VIJ-lah yang keluar sebagai juaranya.
Tak hanya itu. Lewat pemain-pemainnya seperti Tobing, Abidin, Soemo, Machmoel, Boengboeng, Enoch, Rachim, Affendi, Hoedoro, Djaimin, Soenarto atau Saridi, VIJ sempat merajai kompetisi resmi PSSI di tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938.
VIJ termasuk salah satu perserikatan anggota PSSI yang kritis. Pada tahun 1934 mereka menentang keputusan organisasi menerima PPVIM (Persatuan Perkumpulan Voetbal Indonesia Meester Cornelis). Gara-gara tak sepaham dengan keputusan pengurus pusat PSSI, VIJ harus gigit jari dalam perebutan kejuaraan resmi organisasi pada tahun 1936 dan 1937. Namun, lepas dari kontroversi tersebut, VIJ tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah panjang PSSI.
Lewat prestasi yang ditorehkan VIJ disegani perserikatan-perserikatan lain.
Selain kerap merajai kompetisi PSSI bersama Persis Solo, kompetisi VIJ pun selalu berjalan lancar. Fakta ini muncul di Madjallah (majalah) VIJ yang membahas segala sesuatu tentang kompetisi dan juga klub anggota VIJ. Dari kompetisi rutin itulah para pemain VIJ dihasilkan.
Prestasi VIJ sebelum era kemerdekaan memang menjadi tonggak kebangkitan sepak bola di Batavia atau Jakarta. Pergerakan dan cita-cita dari A. Alie dan Soeri dalam membangun sepak bola untuk pribumi, akan menjadi cerita sejarah yang patut kita kenang.
Source : Laman Persija 2016
Subscribe Our Newsletter
0 Komentar
Post a Comment