Recent in Fashion

Kegagalan VIJ Menembus Stedenwedstrijden PSSI

                                         

Perjalanan VIJ tak selalu mulus. Sebagai bond besar di era 1930an, VIJ pernah merasakan kegagalan mengikuti kompetisi utama PSSI pada tahun 1935 sampai 1937. Uniknya, dua tahun berturut-turut VIJ dikalahkan oleh tim tetangga, yakni Perikatan Persatoean Voetbal Meester Coernelis (PPVIM).

Mungkin saja pertemuan VIJ dan PPVIM adalah Derby-nya orang Betawi pertama kali. Pertemuan VIJ dengan PPVIM kerap terjadi dalam laga persahabatan dan juga pertandingan disktrik PSSI Jawa Barat yang dikenal sebagai Districtwedstrijden Jawa Barat. Namun setelah berjaya di tahun 1934 dengan menjadi kampiun PSSI, kemerosotan melanda VIJ.

Dalam Districtwedstrijden Jawa Barat tahun 1935, PSSI merubah sistem kompetisi dari setengah kompetisi menjadi sistem gugur. Saat itu VIJ bersama dengan PPVIM, Persib Bandung, PSTS Tasikmalaya, PSIT Cirebon dan Persits Tegal.

Perjalanan VIJ harus dihentikan oleh PPVIM. Di laga Districtwedstrijden yang memakai sistem gugur, VIJ bertemu PPVIM, sialnya VIJ harus mengakui bahwa tetangganya tersebut lebih kuat. VIJ pun harus menelan kekalahan 1-2 di kandang sendiri di Pulo Piun. Perjalanan VIJ harus dihentikan oleh PPVIM. 

Dengan kekalagan tersebut, VIJ harus menjadi penonton di luar Stedenwedstrijden PSSI atau kompetisi tingkat nasional PSSI. Hal tersebut sebetulnya cukup menyakitkan jika melihat PPVIM menjadi wakil Jawa Barat di Kampeonturnoi PSSI 1935. 

Uniknya, sebelum pertemuan kedua tim itu, sempat terjadi ketegangan yang cukup mempengaruhi ‘panas’ nya Derby tersebut. Kedua pengurus bond sempat tidak akur setelah gagal mengadakan pertandingan amal untuk pembangunan Balai Rakjat Djatinegara. Dari kejadian itulah, hubungan kedua pengurus yang awalnya bersahabat mendadak agak renggang.

Kegagalan VIJ di tahun berikutnya masih berlanjut. Di tahun 1936, lagi-lagi VIJ harus bertemu dengan PPVIM di laga awal Distrik Jawa Barat. Alih-alih membalas kekalahan dari PPVIM tahun lalu, VIJ yang datang ke lapangan Kebon Pala dengan target menang malah kembali menerima kekalahan dari bond kebanggan orang Djatinegara lewat skor yang sama dengan tahun lalu, 1-2. Sebuah kegagalan beruntun yang membuat orang bertanya-tanya, sudah habiskan era VIJ? 

Meski PPVIM mengalahkan VIJ, tidak lantas membuat bond itu melangkah ke Kampeonturnoi PSSI tahun 1936. Karena saat itu wakil Jawa Barat adalah Persib Bandung yang mulai menunjukan tajinya di sepak bola Indonesia masa itu.

Tahun 1937 seharusnya menjadi ajang bangkitnya VIJ. Setelah terus memperbaiki kompetisi internalnya -yang menjadi kawah candradimuka pemain VIJ- bond Betawi itu mencoba mengakhiri rangkaian buruk di kompetisi 1937.

Harapan muncul karena laga Distrik Jawa Barat kembali menerapkan sistem setengah kompetisi. Artinya VIJ akan bertanding melawan PPVIM, Persib, Persitas Tasikmalaya dan Persig Ciamis dan tak perlu bergantung hanya dari satu pertandingan. Tentu harapan akan berhasilnya VIJ lolos ke Stedenwedstrijden Kampeonturnoi PSSI saat itu sangat tinggi.

VIJ membuka laga Distrik dengan melawan jawara Jawa Barat musim lalu, yakni Persib Bandung. Anak-anak Betawi itu langsung tokcer di laga awal dengan mengalahkan Bandung 2-1 di Pulo Piun. Lalu laga kedua lagi-lagi terjadi Derby Betawi, namun kali ini VIJ berhasil menuntaskan dendamnya selama dua tahun dengan menang besar 5-2 atas PPVIM.

Menang dua laga awal membuat kepercayaan diri VIJ mulai bangkit kembali. Bau Stedenwedstrijden seakan sudah tercium oleh VIJ yang menandakan bangkitnya bond pribumi pertama di Betawi. Akan tetapi, harapan tinggal harapan karena VIJ gagal menyapu bersih dua laga selanjutnya. VIJ yang harus ke Tasikmalaya untuk bertanding melawan Persitas dan Persig harus puas dengan satu kemenangan saja.

Pasukan Betawi itu memang menang atas Persig 1-0, tapi tak kuasa saat melawan Persitas yang menjadi tuan rumah dengan skor 1-3. Walau masih memimpin klasemen Distrik dengan enam poin tetapi langkah VIJ harus ditentukan oleh dua laga Persib.

Saat itu kompetisi masih memakai dua poin untuk menang dan satu poin untuk seri. VIJ yang mengoleksi enam poin dibayangi oleh Persib yang memiliki dua poin. Artinya, VIJ harus berharap Persib gagal menang di dua laga tersebut jika ingin menjadi juara Jawa Barat.

Namun, doa dan harapan VIJ tidak terkabul saat Persib dengan digdayanya menyapu bersih dua laga melawan Persitas dan Persig di Bandung. Alhasil dengan dua kemenangan Persib itu, cukup membuat VIJ kembali menjadi penonton Kampeonturnoi PSSI tahun 1937.

Tiga kegagalan VIJ menembus Stedenwedstrijden PSSI atau kompetisi nasional PSSI era itu merupakan kegagalan yang cuku menyakitkan. Tetapi, tiga kegagalan tersebut akan terbalas di tahun berikutnya yang bisa dibilang menjadi tahun munculnya kembali VIJ sebagai bond kuat di Indonesia.


Source: Laman Persija 2016


Subscribe Our Newsletter

avatar
"Dengan berbicara di belakang, berarti kau cukup menghargai keberadaanku untuk tidak bertingkah di depan mukaku."

Related Posts

0 Komentar

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Parallax

Iklan Tengah Artikel

Iklan Bawah Artikel